Jumat, 07 Februari 2014

FF - YazooPM

YazooPM
Main Cast:
Jun.K
Nichkhun
Taecyeon
Wooyoung
Junho
Chansung
Otrher Cast: temukan sendiri
Author: MissAudrey

::.. Part 1..::
Satu jam lebih namja bermata segaris itu mebolak balikan tubuhnya di atas kasur. sungguh mengganggu kah untuk teman sekamarnya Hwang chansung ini. Tentu tidak, namja penggemar pisang ini tengah terlelap tidur dengan posisi tidur yang tak beraturan ditambah dengan selimut yang sudah tak karuan dan terjatuh dari kasur. Dia yakin sebentar lagi chansung juga akan ikut terjatuh kelantai dan akan tetap berada dilantai sampai pagi. Dengkuran kecil terdengar dari tenggorokan Mr. Hwang ini, tapi bukan hal itu yang menyebabkan sang majikan kucing bernama Ggeomani tak dapat tidur malam ini. Akhirnya Namja sipit bernama Junho itu memutuskan untuk memaksa memejamkan matanya setelah melihat jam dinding kamar sudah menunjukan pukul 4Pagi. Sial batinnya kalau tidak gara gara aku terlambat datang di acara itu aku tidak akan kena sidang oleh manajerku. Sebuah getaran keras tiba tiba terasa olehnya,sontak saja  ia membangunkan chansung dengan menggoyang goyangkan tubuh temannya itu.
"chansung aa...ireonaa...palli..ada sesuatu.... ada guncangan... chansung aa... hwang chansung..."
"hmmm... mwoo apa kau mimpi buruk junhoo..cepat tidur.."
"aishhh buka matamu.... ada cahaya dibalik pintu...cepat..."

Percuma mengganggu seorang bernama Hwang Chansung yang baru saja memejamkan matanya sejam yang lalu ini,matanya terlalu berat untuk mengikuti perintah junho. "kau kembalilah tidurr..oammm..."racaunya tak jelas dan menyambar guling yang entah darimana ia dapat dan menghalangi gulingnya itu diantara keduakakinya dan membalikan tubuhnya membelakangi junho,alihalih membelakangi junho ia malah tersungkur dari kasur dan terjatuh dari lantai, masih dengan mata tertutup ia mrngangkat kepalanya dan merasakan bahwa ia baru saja mengalami sesuatu "apa aku tidur dilantai lagiiiiii...ahhh molla..aku tidur...mana makananku...Jeonggam.. kau ta boleh memakan makananku.."racaunya semakin tak jelas saat ia kembali mengambil guling dan mengapitnya dengan kakinya,tangannya sesaat mengelap bagian bibir bawahnya dan tangan satunya mencoba meraih selimut untuk menutupi tubuhnya. Junho, si mata segaris ini hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah teman sekamarnya yang sudah tak asing lagi di lihatnya, matanya kini tertuju di balik pintu kamarnya, sebuah cahaya putih memancar begitu terang hingga menebus lubang kunci kamarnya,perlahan pintu itu terbuka menuntun junho untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dibalik pintu itu. sesaat sesudah didepan pintu ia ragu untuk membukanya tapi rasa penasaran mematahkan keraguanya kali ini dengan yakin ia membuka pintu itu dan cahaya putih itu semakin memancarkan cahaya terang hingga maa junho tak sanggup lagi melihat cahaya putih itu dan mencoba menutup matanya dengan jari jarinya.
"Tuan...tuann..yang mulia.." ada yang menarik celananya dengan sedikit kasar dan junho masih saja menutup matanya sampai ia mendengar ada yang memanggilnya dengan sebutan tuan? yang mulia?
"Tuan? anda sudah sampai..buka mata anda yang mulia"
"hah..." junho perlahan membuka kedua matanya takut sinar putih itu kembali membuat matanya sakit. "sampai, hah dimana ini" tanya nya setelah ia berhasil membuka kedua matanya,pertama kali yang ia lihat hanya tembok berwarna putih. Sial, apa ini? kenapa cahaa putih ini belum juga hilang? batinya saat ia melihat disekelilingnya berwarna putih.
"tuan"
"siapa itu?"tanya junho mepihat disekelilingnya tapi tak ada siapa siapa disana.
"hamba disini tuan.."
"huwaaaaa.... Pingiun...dari mana asalmu!" teriak Junho histeris melihat penguin berada di samping kakinya dan menarik narik celananya. sang penguin hanya memegang keningnya dengan tangan yan yang tak berjari itu atau mungkin ebih tepatna dengan sayapnya.
"hah.. apa aku harus menjelaskan semuanya pada orang ini" batin sang penguin melihat reaksi seorang manusia yang dia panggilnya Tuan itu.
akhirnya sang penguin itu menghembuskan nafasnya sebelum melanjutkan pembicaraannya.
"Hamba penpen tuan, anda telah datang ke kerajan penguin sekarang..."
"tunggu..."Junho berjongkok dan menatap antara serius dan tak percaya pada penguin yang bernama penpen itu. "aku ada di kerajaan?apa itu? kerajaan penguin? hahahahah aku pasti bermimpi" katanya yang membuatnya menepuk nepuk pipinya sendiri dan berharap ini benar sebuah mimpi.
Plakkkk...
"Awww.. Yak kau menammparku.." berang junho saat sayap kecil itu menampar pipinya.
"jeongsohamnida Yang mulia..tapi anda meremehkanku dengan tidak mempercayai perkataanku..ini benar tuan, akan aku tunjukan padamu..." dengan langkahnya yang khas penguin itu mendengus kesal dan mendahului junho dan membuka tembok putih itu perlahan bergeser, junho dibuat kagum olehnya dan hanya bisa mengejapkan matanya berulang ulang, dihadapannya sekarang bukan lagi tembok putih melainkan sebuah taman hijau yang luas dan juga ada bongkahan es yang besar disana, sebagian taman sudah tertutupi oleh lapisan es dan tak lupa dia melihat ratusan baahkan ribuan pinguin disana.
"Silahkan masuk yaang mulia..."
Junho hanya menggaruk tenguk lehernya yang benar benar gatal, merinding melihat begitu banyak penguin sejauh matanya memandang. "ini gila.." batinya dan ia mulai mengikuti langkah penpen penguin yang selau bersamanya.
Sekarang Junho sudah sampai di sebuah istana seperti yang dikatakan oleh penpen sebelumnya,tapi yang ia lihat hanya goa salju dengan lorong panjang yang setiap belokan lorong itu ada penguin penjaga dan menyapa dengan hormat pada penguin yang sekarang bersamanya.
"apa kau dihormati disini?"
"tentu saja..."penpen menoleh kearah junho dan kembali fokus perjalanan mereka.
"ouhh.."angguk junho mengerti "apa kau raja disini?" tanya nya lagi penasaran.
"cerewet sekali... kau akan mengetahuinya nanti.. sekarang kau haanya cukup mengikuti ku saja..kau mengerti!!"
Junho menelan salvianya, ia ingin melawannya tapi sial dia terpaksa menuruti kemauan penpen angkuh itu hanya dia yang bisa membawanya kemari dan  mungkin cuma dia yang dapat mengembalikannya ke dunianya semula.
"kau telah sampai"
"aa sampai disini? tak ada pintu pun disini? tak ada kursi kerajaan" tanya junho bertubi tubi meneliti tiap inchi gumpalan es itu mungkin saja disana ada tombol dan clinggg sesuatu berubah menjadi sebuah istana yang megah.
"ahh..kau memang cerewet.."
"yakk..berhenti mengataiku cerewet..kau yang hanya diam saja dari tadi..apa susahnya menjawab pertanyaanku,toh kau pula yang membawaku kemari.. kenapa aku harus disini..dan juga siapa kau? bukankah kau tadi memanggilku yang mulia? tuan? seperti itu.."
"awalnya.."
"chh.." decak junho kesal dan menendangkan kaki kiri ke arah tembok es.
srtttt...
perlahan bongkahan es raksasa dihadapan junho dan penpen itu bergeser, junho terpelonjak kaget menyaksikan hal itu,ia tak sengaja menendang tembok es itu.
"Anda sangat berguna dikerajaan kami tuan" ucap sang penpen yang memancarkan senyum nya pada junho.
"apa maksudmu.."
"inilah kerajaan kita yang sebenarnya... dan kau ingin tau aku siapa? aku adalah raja disini dan kau adalah penguasa seluruh kerajaan penpen, kau dan aku adalah sama. kau yang hidup di duniamu dan aku hidup disini. dan inilah kerajaanmu yang sebenarnya.."
Junho sama sakali tak bisa mencerna perkataan penpen dengan jernih saat ini, ia hanya mengangguk angguk yang sebenarnya dia masih tidak percaya dan sangat tidak masuk akal menurutnya perkataan penguin ini.
"ahh sudahlah... sebaiknya kita masuk dulu..akan aku jelaskan nanti.." ajak sang raja penguin ini akhirnya mengerti akan kebodohan junho yang terlihat jelas dengan ekspresi kebingungan dari wajahnya.
*****
Pagi telah datang tapi Chansung masih saja bersembunyi di balik selimutnya, ia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut udara dingin yg masuk ke dalam serat serat selimut mbuatnya enggang untuk bangun sebenarnya tapi suatu hal membuatnya terpaksa membuka matanya.
"Ggeomanie...ani kau jeonggam kucingku...apa yang kau lakukan sepagi ini..membangunkanku?"
tanyanya pada kucingnya yang sedang asyik menarik narik selimutnya, chansung bangun dan melihat disekelilingnya "aku tertidur dilantai lagi" batinnya dan saat ia melihat ke kasur dia tak menemukan teman sekamarnya,Junho..
"Kajja kita keluar,kau pasti laparkan" ajak chansung yang langsung menggendong jeonggam dan mengelus elusnya membawanya keluar kamar tanpa membereskan dulu selimutnya.
"Annyeong jeonggam" sapa minjun dengan mengelus pucuk kepala kucing chansung dan berlalu begutu saja tanpa mengucapkan selamat pagi pada sang majikan kucing yang menggedongnya.
"Hyung, apa ada makanan?"
"aishhh... bersihkan dirimu dulu.."
"aku lapar.." ucap chansung tak peduli dan berlalu ke dapur, minjun yang melihatnya hanya menaikan pundaknya tak peduli juga dan masuk kekamar mandi.
"Hyung..." sapa chansung pada taecyeon yang sudah ada di dapur.
"kau buat teh..aku juga mau..buatkan aku ne..hehehe"
entah malas menjawab atau dia masih mengantuk yang pasti taecyeon hanya menganggukan kepalanya dan terus mengaduk tehnya.
"Hyung, apa kau melihat junho.."
"hemmm"
"apa kau melihat junho..." ulang chansung yang baru saja mengambil sesuatu makan dikulkas.
"oww...aku belum melihatnya..." taecyeon meniup dan menyuruput tehnya perlahan.
"hyung...apa hyung melihat junho.." teriak chansung dengan mulut penuh bertanya pada nichkhun yang sedang asyik sendiri dengan gadget nya.
Hanya gelengan kepala dan chansung mengerti, tidak mungkin ia bertanya pada wooyoung yang masih tertidur di ruang tengah yang jelas terlihat olehnya sekarang.
"Mungkin dia sedang dikamar mandi" ucap taecyeon semari memberikan teh pada chansung dan meninggalkan dapur menuju ke tempat nichkhun duduk di sofa ruang tengah,tapi sebelum duduk ia menendang ke kaki wooyoung dan menyuruhnya bangun.
"dia juga tak ada dikamar mandi.." ucap minjun yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil di pundaknya.
"Coba saja hubungi dia..."lanjut minjun.
"aku akan coba menelfonnya..." nichkhun mengetik esuatu lalu menempelkan hp ke daun telinganya.
****
drrttt..drrtt..
"handphone ku..." oceh junho saat ia mendengar handphone nya bergetar.
"nichkhun hyung" ucapnya membaca nama kontak yang sedang menelponnya itu.
"jangan tuan..." senggah penpen saat junho akan mengangkat telfonnya.
"wae?"
"anda tidak boleh memberitahu siapapun kalau tuan sedang disini"
"tapi.."
penpen merebut hp milik junho dari tangannya dengan mudah. kemudian pen pen memasukannya ke dalam kantong kecil yang selau ia bawa dari tadi.
"yak handphone ku.. lalu aku disini? kenapa kau memanggilku.."
"aku ingin tau satu hal darimu..apa kau tahu sisa dari kelima kerajaan yang dapat membuat kerajaan penpen kembalu makmur"
"aku? lima kerajaan? haahhh..dengar ya penguin aku baru saja disini..dan aku benar benar tak mengerti... sejak kapan aku menjadi penguasa kerajaan penpen??"
"aku tahu itu...tadinya aku akan pelan pelan memberitahukannya padamu, tapi karna sifatmu memang sama persis dengan ku, aku terpaksa mengatakannya langsung..karna kita sama.." terang penpen sang raja dari kerajaan penguin ini, dia duduk santai di kursi emas yang sepadan dengan tubuhnya,mengambil beberapa buah dari para dayang penguin yang melayaninya. sedangkan junho,tentu saja dia berada disampingnya dengan kursi raja yang sepadan dengannya dia duduk dengan gagah karna dia dan penpen sama sama meggunakan selendang tutul macan dan menalikannya di leher mereka.
"panggilkan Sekretarisku"
"baik yang mulia" pengawal penguin itu pergi beberapa saat dan kembali lagi membawa penguin berkacamata yang sudah tak muda lagi menghampiri sang raja penpen. sesaat dua penguin itu hormat pada sang raja sebelum penguin berkacamata itu duduk di hadapan raja penpen.
"jelaskan sekali lagi padaku, bagaimana cara untuk membuat ke enam kerajaan menjadi satu dan mejadikan kerajaanku makmur kembali"
"baik"lalu penguin itu membuka gulungan kertas dan membentangkannya dihadapan mereka berdua. Junho dibuat kagum oleh deretan gambr yang terpapang di kertas itu.
"woah..."serunya saat kertas itu memancarkan sinar kekuningan dan memunculkan butiran butiran kecil membentuk hewan penguin yang sudah tua dengan jenggot panjangnya.
"salam hormat pada sang penguasa kerajaan penpen, yang mulia Lee Junho"
Junho terhenyak tak percaya cahaya itu bisa berbicara dan mengenal namanya.
"ouh nde.." jawab junho singkat.
"izinkan hamba menjelaskan, kenapa anda ada disini"
"baiklah..aku juga penasaran"junho menatap ke penpen sesaat dan kembali fokus melihat butiran2 cahaya penguin itu ia mulai menjauh dari atas kertas dan menghampiri dirinya dan penpen.
"ada banyak sekali es yang mencair di kerajaan kami, dan kami mulai khawatir akan rakyat sang raja nantinya jika es itu terus mencair tiap tahunnya, sekarang saja kami sudah kehilangan 23% lahan kekuasaan kami karna mereka telah mencair dan menghilang" penguin bercahaya itu menghela nafas sesaat dan mengelus elus jeenggotnya dan terbang ke arah sang raja penpen.
"dan raja kami, sangat mengkhawatirkan itu, ada satu hal yang dapat mengembalikan lahan kami yang hilang yaitu menyatukan kembali enam kerajaan Yazoo yaitu kerajaan penpen, pankay, khoala, okcat.. ada dua kerajaan yang masih kami cari satu kerajaan unggas dan juga satu lagi kerajaan yang sangat berpotensi mewujudkan keinginan kami, kerajaan itu bernama WikiChanana.."
"apa kalian semua bergurau padaku? aku mengetahui itu semua jika kalian mengatakan hal itu.."Junho mengembangkan senyumnya pada semuan penguin yang berada disana yang melihatnya tak percaya,tapi berbeda dengan sang raja penpen, sikapnya begitu biasa dan santai di kursi rajanya hanya menyunggingkan senyum nya sesaat dan kembali fokus ke makananya.
Junho sesaat menyibakkan selendangnya dan berdiri menghampiri sang penguin berjenggot itu.
"kau..pak tua.. kau tau kehidupanku di dunia kan?"
sang penguin berjenggot itu hanya menggelengkan kepalanya, dengan cepat junho menjetikkan jari jari dihadapan sang penguin itu.
"asal kalian tau aku memiliki 5 teman di dunia, kami ada dalam suatu grup bernyanyi dan juga menari. kami memiliki sebutan karakter masing masing di dunia sana. Contohnya aku, aku disebut sebagai emperor penpen. hyungku Minjun hyung matanya seperti panda dan memiliki julukan pankay"
"ehem..."
Junho menghentikan ocehannya saat raja penpen berdehem dengan sengaja, junho menatapnya tak suka dia berfikir penguin ini benar benar sama dengan nya, keras kepala.
"sudahlah sang penguasa Lee Junho, kau benar benar tidak tau permasalahannya, kami sudah mengetahui jika penguasa dari tiap kerajaan itu adalah teman temanmu, tapi kami tidak bisa memanggil mereka, mereka harus dipanggil oleh raja mereka masing-masing dan itulah pokok permasalahannya!" terang penpen akhirnya menatap tajam ke arah junho, dia ingin penguasa kerajaannya ini sedikit lebih pintar dari yang ia pikirkan tapi dia sama saja sepertinya. Sang raja penpen hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah diakhir kalimatnya.
***
"bagaimana ini" ucap nichkhun dengan gelisah dia sudah berpuluh kali mencoba menghubungi ponsel junho tapi hasilnya nihil.
"yak hyung kau sudah mengulang perkataan itu saat yeoja di telfon itu bilang kalo nomor junho tak bisa dihubungi" sahut woo yang masih berada di lantai, dia baru saja membuka matanya terganggu oleh mereka yang berkumpul di sofa dekat tmpat tidur woo.
"Chansung-a.. kau tahu?junho masih memiliki schedule nya di jepang hari ini.. dia harus  kejepang untuk syuting acaranya disana.." terang taecyeon melihat chansung yang masih sibuk di dapur dengan kucingnya.
"ah nde.." jawabnya singkat
"itu saja!!" tanya woo frustasi, mungkin dia masih pusing karna baru bangun sudah memiliki masalah baru di dorm mereka. "dimana kau terakhir kali melihat junho?"lanjut woo.
"euhmm..."suara chan terdengar di kolong meja dapur,mencari jeonggam yang lompat dari pelukannya dan bersembunyi di kolong meja. matanya asyik memerhatikan kucingnya tapi kemudian dia menatap pada hyung-hyungnya.
"dikamar.." ucapnya kemudian dengan tampang polosnya, dia berhasil menangkap jeonggam dan memasukannya ke kandangnya. Chansung kemudian menghampiri hyungnya.
"aku .. ingat.. junho bilang dia melihat cahaya.. apa aku bermimpi pada saat ia mengatakan itu?"
"yakkk!! kau yang bertanggung jawab menghilangnya Junho kali ini" ancam woo semakin frustasi mendengar ucapan chansung yang tak masuk akal.
"ey..kenapa aku?" tolak chansung menatap woo tak suka.
"Ggeomani, apa kau tau majikanmu pergi kemana?" Jun.K mengeraskan perkataannya saat ggeomani lewat begitu saja dengan endusannya melewati kaki woo dan berlalu menghiraukan pertanyaan yang tak mungkin dimengerti oleh hewan kucing itu.
"Yakkkkk!! siapa yang mengeluarkan Ggeomani dari kandangnya!"teriak taecyeon frustasi melihat kucing itu melewati kakinya dan mengendus kaki woo kemudian berlalu meninggalkannya.
"aku" jawab Jun.K santai
"yak!! besok kau tidur di apartemenmu sendiri, aku tidak suka melihat hewan berkeliaran di dorm kita!" pinta Taecyeon dengan serius ke jun.k dia benar benar takut akan semua hewan.
"tidak apa apa ini hanya seekor kucing, kau tahu.. Bukankah kau maskot dari Okcat? bagaimana seorang CEO takut akan maskot kucingnya hahaha"  terang minjun denga Tawa nya yang khas.
" ahh~ molla!" teriak taecyeon frustasi, dia bangkit dari duduknya melangkah ke arah kamar mandi.
" IGEO MWOYA!!!!"
Taecyeon berteriak keras saat berada di depan pintu kamar mandi,menatap tak percaya dan kaget ke arah teman temannya.
"Mwoo?" ucap nichkhun menghamipiri taecyeon
"Yakkkkk!!! Lee Junho!!!!" seru Nichkhun dan dia langsung masuk kekamar mandi, yang lain mendengar nama yang diteriakkan oleh nichkhun langsung menghampiri mereka berdua ke kamar mandi kecuali woo yang masih diam ditempatnya saat yang lain berlarian kearah nichkhun dan taecyeon, ada sesuatu yang menarik perhatian woo.
"ada apa? Junho??"  ucap chansung sambil berlari dengan minjun.
"yak bantu aku Ok Taecyeon" titah nichkhun akhirnya menyerah dia tidak bisa memindahkan posisi junho saat ini, dengan sigap taecyeon memopang tubuh junho dan memapahnya ke luar kamar mandi bersama dengan nichkhun. Chansung dan Minjun yang memperhatikan mereka tak percaya dan hanya membulatkan mulut mereka, melihat taecyeon dan nichkhun yang memapah Junho melewati mereka berdua.
"yak apa yang kalian lakukan? cepat bantu ini! dia sangat berat!" Taecyeon mengerutkan seluruh wajahnya merasa tak kuat memapah tubuh junho yang begitu berat,yang benar saja dia tidak kuat mengangkat tubuh junho yang lebih kecil darinya.
"aku rasa dia bukan junho" ucap chansung pada minjun yang menghampiri taec dan khun,dan minjun hanya menganggukan kepalanya setuju dan mereka berempat mulai menggotong tubuh junho ke sofa.
"ahhh~" hela mereka bersamaan, mereka terkapar di sofa, tak jauh memang jarak antara ruang tengah dorm mereka dengan kamar mandinya, tapi yang membuat mereka berempat merasa lelah adalah aksi mereka tadi yang mengangkat tubuh beku seorang lee junho.
chansung memerhatikan tubuh junho dengan cermat, dia mulai menyentuh tubuhnya, di getok lengan junho dengan jetikan jari jarinya, dan itu menimbulkan suara seperti memukul es batu.
"yak..Junho-ya kau membeku, bagaimana ini" chansung membulatkan matanya penuh seperti tak mempercayainya bahwa teman sekamarnya sekarang menjadi beku seperti es.
"uyoung-aa" panggil minjun saat ia baru menyadari kalau woo sudah tak berada di lantai bawah sofa, "kemana perginya anak itu.."tanya minjun yang lebih tepatnya ia tanyakann pada dirinya sendiri. dia menyeka keringatnya dan mencoba berdiri dan sekali lagi memanggil nama wooyoung lebih keras.
"udong-aa..."panggil chansung lemas dan ia masih duduk di sofa.
"berhentilah membuat kami khawatir, apa sekarang kau yang menghilang?" oceh chansung saat ia melihat punggung minjun yang mengampiri tiap ruangan dan membuka tiap pintu kamar mereka mencari sesosok namja bernama wooyoung.
"ah~ aku lelah..." ucap taecyeon menyerah.. dan ia menjatuhkan kepalanya ke bantal sofa dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
 ***
"Bagaimana caraku kembali kalau begitu? aku ada kegiatan hari ini" junho berkacak pinggang didepan sang raja penpen, mereka berdua berdebat panjang tentang hal tadi, hingga akhirnya junho sendiri merasa bosan disana dan satu hal yang ia ingat dia sama sekali belum tidur semalaman.
"aku ingin kembali dengan keadaan sedang tidur! pulangkan aku sekarang juga peguin keras kepala!" umpatnya ia menarik selendang yang ia kenakan dan melepaskan secara cepat kemudian melemparkannya dengan sengaja ke arah penpen.
"Yakkkkkkkk!" geram sang raja penpen saat semua tubuhnya tertutup oleh selendang,dengan cepat pula ia menarik dan mengepal selendang itu,menatap sang pembuat ulah dengan tatapan kemarahannya.
"Joah,kau ingin kembali dengan keadaan tertidur aku akan mengabulkannya!!" teriaknya frustasi
"kembalikan" ucap junho dengan menggerak-gerakan tangan kirinya kearah penpen.
"apa?!"
"handphone ku!! apa lagi yang ku minta? selendang macan tutulmu itu? hahaha seleramu buruk sekali"
"aku akan patahkan alat ini jika kau tidak menutup mulutmu yang tidak punya sopan santun itu!"
"ey~ mengancamku?"
"atau aku akan melemparnya?"
"terserah kau saja, aku ingin hp ku kembali, cepat" dan dengan sekali jurus junho berhasil menarik hpnya dari sayang sang penguin.
"cepat pergi dari sini!!!" Teriak penguin itu Histeris dan keluar cahaya putih yang berhambuan menyerang Junho, dia terpental dan menghilang dari hadapanna hanya dalam beberapa detik,senyum kelicikan terpaut di wajah sang raja.
"kau akan membeku saat tubuhmu kembali heh.."
***
"huwaaaaaa....ppiyak kuuuuu!!!"
teriak wooyoung histeris saat ia melihat anak ayam kesayangannya berjalan keluar rumah, "siapa yg melepaskannya dari kandang? huwah apa mungkin minjun hyung"batinnya dia mengira minjun hyung melepaskan semua hewan peliharaan di pekarangan mulai dari ggeomani, jeonggam dan juga ppiyak nya. "aishh..jinjja" gerutunya kesal "ini karna audrey ditinggal di apartementnya, aish" wooyoung mengacak-acak rambutnya sendiri,menghiraukan minjun dan chansung yang menghampiri taec dan khun yg meneriakan nama junho.
Ayamnya lebih penting dari apapun, dia takut kalau kalu ayamnya menjadi santapan anjing buas. dia cepat cepat lari saat anak ayamnya berhasil loncat keluar lewat pintu kecil kucing di bawah pintu.
"andwe..tunggu.."
Ceklekkkk...
"Ppiyakkkk~" teriaknya saat wooyoung berhasil mmbuka pintu. "Aww..apa ini?" wooyoung mengahalangi pandangan matanya denga kedua tangannya, silauan cahaya kekuningan menyeruak ke arah wooyoung saat ia membuka pintu. samar samar ia melihat anak ayamnya berjalan kearahnya, dengan menggunakan kacamata dan kupluk diatas kepala ayam itu.
Batin wooyoung terkekeh melihatnya, apa dia pernah melihat ini sebelumnya? dia rasa ppiyaknya jauh lebih keren darinya sekarang yang hanya mengenakan piyama.
"Jang Wooyoung" ucap ayam itu saat hewan itu sudah berada tepat dihadapan wooyoung, perlahan woo menurunkan kedua tangannya melihat ke bawah kakinya melihat seekor ayam yang bebicara. ayam berbicara?
"yak..kau bisa berbicara? kau tidak lagi berteriak ppiyak ppiyak ppiyak?" oceh woo dan mulai berjongkok meletakan tangannya kelantai membiarkan ayam itu menaiki alas tangannya.
"Oppa!"
"Oppa?"
"heumm..Oppa!" teriak ayam itu dengan keras dengan mengepak kepakan sayapnya naik turun.
"kau panggil aku oppa?" wooyoung menaikan alis kanannya.
"nne...kau tau aku selalu berteriak oppa oppa padamu setiap hari.. hahaha meskipun itu terdengarnya hanya suara kecil yang mengganggu gedang telingamu dan juga temanmu yang lain"
"ahh~ aku kira kau mengatakan aku lapar~ aku lapar~ biarkan aku memakan sesuatu~ akku tidak ingin terus menjadi kecil~" tawa woo geli, dia wooyoung mengelus-elus pucuk kepala ayam itu.
"tapi Ppiyakku..kau tau dimana sekarang?"
-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Bashing!